Senin, 02 Mei 2011

REGIONAL

  • UNIFORM REGIONAL
              Uniform regional atau region statis yaitu region yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk iklim, vegetasi, tanah, landform, pertanian atau penggunaan lahan Uniform regional juga disebut dengan wilayah formal. Homogenitas dari wilayah formal dapat ditinjau berdasarkan kriteria fisik atau alam ataupun kriteria sosial budaya. Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi, jenis batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya, wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi mangrove. Adapun wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya, seperti wilayah suku Asmat, wilayah industri tekstil, wilayah Kesultanan Yogyakarta, dan wilayah pertanian sawah basah. 


    Contoh wilayah pertanian.


    NODAL REGIONAL ( Wilayah Fungsional )

               Region nodal atau region dinamis ditandai oleh gerak dari dan ke pusat. Pusat ini disebut sebagai node. Region nodal dikatakan dinamis sebab didefinisikan sebagai gerakan bukan objek yang statis dan terdapat fungsi suatu tempat sebagai pusat sirkulasi.
    Hubungan antarpusat kegiatan pada umumnya dicirikan dengan adanya arus transportasi dan komunikasi yang pada akhirnya menunjang pertumbuhan dan perkembangan dari setiap wilayah tersebut. Pada awal perkembangannya, Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi merupakan kota-kota yang terpisah dan tidak saling memengaruhi. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan Kota Jakarta, kota di sekitarnya seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi wilayah penyangga bagi pertumbuhan dan perkembangan Kota Jakarta. Dalam pengertian lain Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor merupakan suatu wilayah fungsional bagi pertumbuhan dan perkembangan Jakarta.
               Demikian pula dengan Jakarta merupakan wilayah fungsional bagi pertumbuhan dan perkembangan wilayah-wilayah di sekitarnya termasuk Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi.
    Secara umum kota merupakan wilayah fungsional yang berperan dalam memenuhi kebutuhan penduduk pedesaan di sekitarnya. Demikian pula desa merupakan wilayah fungsional yang berperan dalam menyokong pemenuhan kebutuhan hidup penduduk kota. Dengan demikian, antara kota dan desa walaupun secara fisik berbeda namun secara fungsional selalu saling berhubungan.

    Terdapat 4 unsur yang esensial dalam struktur regional nodal, yaitu:
    1. adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia
    2. adanya node/pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir
    3. adanya wilayah yang makin meluas
    4. adanya jaring-jaring rute tempat tukar-menukar berlangsung


    GENERIC REGION
             Generic region adalah klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya, sedangkan region fungsinya diabaikan. Penggolongan wilayah ini didasarkan pada kenampakan jenis tertentu, misal di wilayah hutan hujan tropis ( tropical rain forest ), yang di tonjolkan hanyalah salah satu jenis flora tertentu di hutan tersebut, seperti flora anggrek.




    Leia mais...

    JENDELA ATMOSFER

    Jendela atmosfer merupakan bagian-bagian spectrum elektromagnetik yang dapat melalui atmosfer dan mencapai permukaan bumi. Jendela atmosfer yang paling dulu dikenal orang dan paling banyak digunakan dalam pengindraan jauh hingga sekarang ialah spectrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 µm hingga 0,7 µm.

    Pada spectrum tampak dan perluasan jendela atmosfer berkisar antara panjang gelombang 0,3 µm hingga 0,9 µm yaitu dengan julat sebesar 0,6 µm. julat ini sebesar 10 kali pada panjang gelombang dan hingga 14 µm. julat jendela atmosfer pada spectrum gelombang mikro jauh lebih besar lagi.

    Jendela atmosfer yang lain hingga panjang gelombang 14 µm ini terpencar pada bagian-bagian kecil. Jendela atmosfer yang relative besar terletak di sekitar panjang gelombang 4 µm , sedang yang terbesar terletak antara panjang gelombang 8 µm – 14 µm. dua jendela atmosfer itu termasuk spectrum inframerah termal.

    Jendela atmosfer lain yang lebih besar yaitu spectrum gelombang mikro , yakni dari panjang gelombang 0,1 centimeter. Spectrum inilah yang digunakan dalam pengindraan jauh dengan system radar.


    Leia mais...

    CITRA RADAR


    Radar ( Radio Detection And Ranging) merupakan salah satu bentuk penginderaan jauh dengan sistem aktif. Beberapa fungsionalitas dari radar sistem aktif ini diantaranya adalah Radar Imaging System yang menghasilkan citra radar, Scatterometers, dan altimeter. Prinsip dasar dari radar ini adalah pemancaran dan penerimaan balikan sinyal. Energi gelombang pendek dipancarkan dari sensor. Energi tersebut akan bergerak menuju obyek. Sebagian sinyal yang mengenai obyek tersebut akan berbalik dan kembali ditangkap oleh sensor radar tersebut. Beberapa informasi yang dicatat dari pantulan sinyal yang tertangkap oleh sensor tersebut diantaranya magnitude, fase sinyal, interval waktu antara saat sinyal dipancarkan dan saat sinyal tertangkap kembali, polarisasi, frekuensi efek Doppler.
     Pemancaran sinyal dan penangkapan sinyal biasanya dilakukan oleh sebuah pemancar yang sama pada sensor radar.

    Tipe Radar

    Dua tipe radar yang sering digunakan adalah RAR (Real Aperture Radar) dan SAR (Synthetic Aperture Radar). Real Aperture Radar juga sering disebut dengan SLAR (Side Looking Airborne Radar). Kedua tipe ini sebenarnya adalah sistem radar dengan pemancaran sinyal searah yang biasanya menggunakan pesawat terbang.
    Perbedaan pokok antara sistem RAR dan SAR adalah pada arah azimutnya. Real Aperture Radar memiliki resolusi azimut yang ditentukan oleh lebar sapuan (beamwidth), sehingga resolusi azimutnya proporsional dengan jarak antara radar dengan targetnya. Synthetic Aperture Radar menggunakan pemrosesan sinyal untuk mensintesiskan beberapa rangkaian rekaman pantulan sinyal yang tertangkap sensor.



    Karakteristik Citra Radar

    Citra radar memiliki karakteristik yang secara mendasar berbeda dengan berbagai citra yang diperoleh secara obtis seperti citra satelit ataupun foto udara. Karakteristik ini terkait dengan teknik yang digunakan dalam pengambilan citra radar dan juga pada konsep radiometri. Citra radar yang tercetak menjadi bentuk hardcopy akan nampak sangat berbeda dengan citra yang dihasilkan dari citra satelit lain ataupun pandangan mata manusia.
    Bayangan pada citra radar terkait dengan kemiringan pancaran energi gelombang mikro dari sistem radar, bukan karena faktor geometri sudut pancaran matahari. Tingkat keabu-abuan (greyscale) pada citra radar terkait dengan kekuatan relatif gelombang mikro yang dipencarbalikkan oleh elemen bentang lahan. Intensitas nilai pencarbalikan sinyal akan berragam tergantung pada kekasaran bentang lahan dan kemiringan lahan. Sinyal radar terutama terkait dengan kondisi geometris area yang menjadi target.
    Parameter yang digunakan dalam analisis citra radar adalah rona, tekstur, bentuk, struktur, dan ukuran.

    Rona.
    Rona pada citra radar adalah intensitas rata-rata dari sinyal yang terpencarbalikkan. Sinyal yang tinggi akan dimunculkan dengan rona yang cerah, sedangkan sinyal rendah akan dimunculkan dengan rona gelap.

    Tekstur
    Tekstur pada citra radar terkait dengan distribusi spasial dari resolusi sel. Terdapat tiga golongan tekstur pada citra radar ini yaitu tekstur mikro, tekstur meso dan tekstur makro.

    Bentuk
    Bentuk dapat didefinisikan sebagai bentuk spasial yang terkait dengan kontur yang relatif konstan atau batas-batas obyek secara sederhana. Beberapa obyek seperti jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, dan lain-lain dapat dikenali dari bentuknya.

    Struktur
    Struktur adalah susunan obyek secara spasial yang meliputi seluruh wilayah dengan konfigurasi yang berulang.

    Ukuran
    Ukuran obyek ini digunakan sebagai elemen pengenal secara kualitatif pada citra radar. Ukuran dari obyek yang dikenali pada citra memberikan pemahaman relatif tentang skala dan berbagai dimensi dari obyek-obyek yang lain.


    Leia mais...

      ©geograph education - Todos os direitos reservados.

    Template by Dicas Blogger | Topo